Koperasi Serba Usaha Mahasiswa Mandiri Berbasis Islami Cimahi - Bandung, Jawa Barat. Indonesia Buka pada jam 08.00am-18.00pm
Selamat datang di Koperasi Serba Usaha Mahasiswa Mandiri. Salam sejahtera dari kami.
On 23.36 by Unknown

Koperasi sebuah nama sebuah cerita yang selalu menyisakan cerita-cerita, koperasi merupakan badan usaha dan sekaligus gerakan ekonomi rakyat, sampai kapankahkoperasi mempunyai cerita yang mampu mencatat dan mengukir sejarah gemilang di Republik ini untuk mengentaskan kemiskinan melalui wadah koperasi sebagai kekuatan dan perjuangan membangun bangsa.
Terlintas dibenakku dalam kalbu yang dalam ketika datang berkunjung untuk melihat langsung perkembangan koperasi di setiap propinsi, selalu memperoleh informasi bahwa jumlah koperasi yang aktif 30% diantaranya koperasi tidak aktif, lalu mengapa dan bagaimana.
Dalam era otonomi sekarang ini jika dibandingkan dengan era orde baru sebelumnya, sebenarnya pembinaan dan pembangunan koperasi jauh lebih baik dan fokus. Namun telaah lebih lanjut:
1. Peningkatan pembinaan SDM koperasi ditingkatkan melalui bimbingan teknis, temu konsultasi maupun melalui diklat-diklat yang semuanya agar kualitas SDM koperasi mampu bersaing di era globalisasi yang menuntut kualitas dan daya saing tinggi, tapi mengapa gaung koperasi masih saja tidak terdengar bahwa SDM koperasi tidak disebut lagi SDM-nya masih lemah. Ini problem apakah pengurus koperasi tidak mau belajar dan apakah koperasi tidak mendengar SDM koperasi masih disebut-sebut lemah. Ataukah pengurus koperasi tidak merasa ditantang untuk maju. Kelemahan SDM koperasi diindikasikan lemahnya sistem pengelolaan kearah profesionalisme, lalu pengelolaan yang bagaimana agar SDM koperasi lemahnya terkubur dalam-dalam dan menjadi koperasi yang tangguh dan mandiri.
2. Berbagai macam event pameran dilakukan yang difasilitasi pemerintah denganmenghadirkan koperasi memamerkan produk-produk potensi daerahnya, berapa besar biaya yang dikeluarkan dan berapa besar pula tenaga, waktu dan pikiran yang dicurahkan oleh koperasi, tapi lagi-lagi jika ditanya kepada koperasi, produk yang dihasilkan masih sulit dipasarkan. Mengapa dan mengapa, apakah masih kurang geliat dan kurang serius penanganannya dan apakah koperasi memang masih kurang informasi untuk memasarkan.
3. Memang demikian, informasi mungkin bagi koperasi masih menganggap teknologi kurang penting, sehingga koperasi masih bersikeras bahwa produk yang dihasilkan adalah produk yang tidak bisa dihasilkan oleh koperasi lain, atau jika diambil istilah mempunyai keunggulan komparatif, padahal peranan teknologi informasi bagi koperasi sudah tidak harus menawar lagi, mutlak dan wajib masuk ke era informasi jika koperasi ingin maju dan produk yang dihasilkan dikenal masyarakat, tapi tidak hanya sekedar usaha simpan pinjam saja, tapi koperasi harus mampu melebarkan sayap selebar-lebarnya dengan memahami dan menggunakan teknologi informasi. Kalau koperasi masih dikategorikan lemah mengakses teknologi informasi, sampai kapan koperasi disebut tidak gatek lagi. Karena sekarang ini orang mampu menjual produk melalui sistem on-line dengan berbagai macam pilihan, masyarakat tinggal klik saja produknya terjual. Produk Cina laris dipasaran karena adanya informasi yang luas sampai ke desa-desa.
4. Koperasi apakah masih kurang modal, sehingga kelamahan koperasi masih didengung-dengungkan kurang dan kurang modal, sampai kapan bahwa koperasi modalnya cukup untuk meningkatkan produktivitas usahanya, padahal koperasi sebagai wadah harus mampu menghimpun modal dari dalam (simpanan pokok, wajib, sukarela dan simpanan lain-lain) tapi mengapa modal harus disuntikkan oleh pemerintah, melalui akses Kredit Usaha Rakyat (KUR), katanya sulit karena harus menggunakan agunan, sedangkan koperasi tidak punya agunan yang memadai, lalu bagaimana. Menghimpun dana dari anggota tidak cukup, atau modal dari beberapa orang yang punya modal dijadikan satu dan koperasi hanya dijadikan wadah saja untuk berusaha, apakah harus begitu koperasi, kalau begini bagaimana dengan nilai-nilai dasar koperasi.
5. Sebenarnya pemerintah sudah berbuat banyak dengan berbagai macam program bantuan dana bergulir kepada koperasi, tapi kurang-kurang lagi. Kalau dana bergulir digunakan yang penggunaannya optimal, seharusnya koperasi tidak lagi mendengungkan kekurangan modal, atau memang pemerintah harus eksis terus menerus memberi bantuan permodalan kepada koperasi agar keberadaan pemerintah dalam hal ini Kementerian Koperasi dan UKM tetap diakui keberadaannya. Seharusnya koperasi sudah tidak perlu lagi diberikan bantuan permodalan dan harus kembali kepada kifrahnya.
6. Satu hal lagi yang masih belum tuntas dalam pemikiran dan benakku, bahwa para pejabat yang mengurusi Koperasi dan UKM Propinsi selalu silih berganti dengan rentang waktu penggantian tidak terlalu lama antara pergantian satu pejabat dengan pejabat baru, pejabat yang baru mempersiapkan konsep dan program gemilangnya untuk pembangunan koperasi, sudah diganti dengan pejabat yang baru, selanjutnya pejabat yang baru, baru saja dapat mengenal data lapang perkembangan dan permasalahan koperasi, timbul untuk menyusun rencana dan program pemecahan, program tersebut sempat disampaikan dan diusulkan dalam Rapat Kerja Nasional, tapi begitu akan dilaksanakan terjadi lagi pergantian, sehingga pejabat yang baru memulai lagi dari awal lagi. Coba renungkan bagaimana ini, kalau ini terus menerus terjadi, sampai kapanpun koperasi tidak maju-maju dan mengakar dihati masyarakat. Seharusnya pejabat yang menangani Koperasi di Propinsi maupun di Kabupaten/Kota diberikan kesempatan untuk berbuat nyata dan konkrit dan menghasilkan, minimal 4 (empat) tahun menjabat untuk mengurusi Koperasi dan UKM tapi bukan 4 (empat) bulan, sehingga koperasi dapat maju dan berkembang dan mengakar karena konsistensi dan kontinyuitas melaksanakan program, baik yang program yang bersumber dari daerah masing-masing maupun program tugas perbantuan dari pusat. Coba pikirkan.
7. Sosialisasi, memasyarakatkan koperasi jangan henti-henti dan tidak terputus, baik melalui media cetak maupun media elektronik, buat acara talk show, undang pakar-pakar untuk saling memberikan solusi pemecahan masalah. Usulan konkrit dapat ditindaklanjuti, tapi jangan hanya konsep di meja .
Ini berupa sebuah cerita curahan hati untuk direnung dan dijalankan, untuk membangun dan menumbuhkembangkan koperasi di Negeri Indonesia tercinta. Selamatkan krisis ekonomi melalui koperasi? tantangan!