Koperasi Serba Usaha Mahasiswa Mandiri Berbasis Islami Cimahi - Bandung, Jawa Barat. Indonesia Buka pada jam 08.00am-18.00pm
Selamat datang di Koperasi Serba Usaha Mahasiswa Mandiri. Salam sejahtera dari kami.
On 21.07 by Unknown

Hmmmh... sempet kepikiran sih gimana rasanya jadi orang gila (Heu narsis sih);tapi ntar dulu... jangan suudon. Maksud saya, kalo liat sisi baiknya. Emang ada? Tentu ada. Ngga akan ada orang gila kalo ngga ada sisi baiknya. Kaya'nya faktor inilah yg menyebabkan populasi mereka akhir-akhir ini makin melonjak. Apa sisi baiknya? Kalau menurut saya, "BEBAS". Coba liat (Iqro'!) Adakah orang gila yg merasa --terlihat- terkekang & menderita? Seumur-umur --jagung- saya ngga pernah. Sekalipun banyak diantara mereka yg dipasung oleh keluarganya yg "waras". Memang seringkali pula kita saksikan mereka menangis, menghiba & merana. Tapi sedetik kemudian mereka tertawa lepas seolah rak pernah menderita sebelumnya.

Mereka bebas berkeliaran kemana pun mereka mau. Makan & minum apapun yg mereka jumpai. Tak terkecuali dari dalam tempat sampah / comberan. Berpenampilan "alakadarnya" tanpa merasa risih atau gengsi karena model penampilannya "ngga gue bangetz". Lihat,bagaimana pakaian mereka? Compang-camping, kotor, lusuh dan baunya.. beuh... minta ampun deh. Bahkan tak sedikit mereka tetap 'pede' berjalan-jalan diatas catwalk jalanan hanya dgn pakaian kebesaran mereka yg aseli, alias kulit.. Yup... alias "Bulet". Tak jarang ula kita dapati, hanya bermodalkan 'ceker', mereka sanggup menempuh puluhan kilometer dari tempat kita jumpai sebelumnya. Buset, kuat bangetz.

Sekali lagi "Idiologi" (menurut saya) "KEBEBASAN" mereka terbukti tak dapat dibendung hanya dengan jarak, kondisi fisik, perasaan dsb. Bahkan mereka membuktikan, betapa teori-teori yg selama ini mengekang kita, seperti kita akan mati kalo ngga kerja, kita akan mati kalo kita berjalan puluhan kilometer kalo hanya dengan jalan kaki dsb dsb terbantahkan. Salutlah sama "nugarelo" dalam hal ini mah.

Saya kemudian, coba lebih ber'empati kpd mereka dgn coba-coba (nyambil) menyelami --halah...- "dunia mereka". (Terserah teman-teman mau bilang apa). Saya dapati, ternyata mereka tidak menganggap dirinya gila. Malah mereka sering menertawakan kita. Dan bilang "ye ada orang gila... ada orang gila...". Hahaaa... narsis memang. Tapi itulah faktanya. Ya, saya dibilangin orang gila sama yg gila mah ngga apa-apa atuh. Terima aja. Kenapa coba? Hmmmh... Karena definisi "Gila" kita dgn mereka ternyata sama, hanya efeknya saja yg berbeda. (Wah beuki berat yeuh pemikiran teh...). Bener gituh? Coba kalo saya tanya, menurut teman-teman, ari "GILA" & "Orang Gila" teh apa? Bingung kan..!? Kalo' saya definisikan seperti ini: "Gila adalah kondisi dimana jiwa (mental) kita sangat terobsessi oleh satu hal --keinginan, ketakutan, kecintaan, dsb yg saat itu kita (org itu) sangat terikat dengannya, namun hingga batas waktunya, hal tersebut tidak tercapai. Sementara "Orang Gila" adalah orang yg seperti itu. Dan karenanya dia kemudian melakukan hal-hal yg menurut orang "waras" tidak normal, nyeleneh, bersebtangan dsb. Gimana..: masih bingung!? Baik saya coba sederhanakan. Sebagai "orang waras" (kata orang waras), tentu kita (masyarakat waras) punya batasan-batasan norma, hukum, adat dsb yg sudah fixed & telah dilestarikan sejak zaman nenek monyong, eh.. maaf, nenek moyang kan!? Nah..., bila ada orang yg asalnya bagian dari kita kemudian secara sengaja (sadar) melanggarnya tanpa rasa bersalah atau malu, bahkan selanjutnya dia merasa nyaman dengan "pelanggarannya itu", apa yg akan kita katakan? Benar kan... "GILA bener orang..".
Naah..., ternyata kita sebagai orang waras, jangan merasa cukup atau nyaman degan kewarasan kita saat ini, bila dihadapan "orang-orang Gila", kita masih dikatain tidak waras. Bisa jadi kita pun kita masih pantas menyandang predikat GILA. Eit.., jangan marah dulu. Coba lihat... apa bedanya kita kalau cara hidup kita masih sama dengan mereka? Apa bedanya kita dengan mereka kalau penampilan, cara berpakaian, tingkah laku dan "Idiologi KEBEBASAN" yg "orang waras" pegang/lakukan hingga kini sama dengan mereka??? Hmmmmh... lagi ngelus dada yah sekarang..!?

Berapa banyak diantara "orang waras" yg berlaku layaknya "mereka"? Mereka telanjang, "orang waras" juga. Mereka malah tertawa ketika melakukan "pelanggaran", begitu pun "orang waras". Mereka makan apa saja --termasuk yg jijik-, "orang waras" juga. Mereka bebas dari segala aturan yg seharusnya mengikat mereka, "orang waras" juga. Jadi....!?

Sebaik-baik orang --yg disebut- "Gila" oleh "masyarakat waras" (tapi Jahiliyah) adalah Nabi Muhammad SAW dan para Sahabatnya. Kenapa...???
Yu, kita renungkan kenapa!   









 oleh kang abdi wahyudi pada 17 Februari 2013 pukul 21:06 ·