On 21.07 by Unknown
Hmmmh...
sempet kepikiran sih gimana rasanya jadi orang gila (Heu narsis sih);tapi ntar
dulu... jangan suudon. Maksud saya, kalo liat sisi baiknya. Emang ada? Tentu
ada. Ngga akan ada orang gila kalo ngga ada sisi baiknya. Kaya'nya faktor
inilah yg menyebabkan populasi mereka akhir-akhir ini makin melonjak. Apa sisi
baiknya? Kalau menurut saya, "BEBAS". Coba liat (Iqro'!) Adakah orang
gila yg merasa --terlihat- terkekang & menderita? Seumur-umur --jagung-
saya ngga pernah. Sekalipun banyak diantara mereka yg dipasung oleh keluarganya
yg "waras". Memang seringkali pula kita saksikan mereka menangis,
menghiba & merana. Tapi sedetik kemudian mereka tertawa lepas seolah rak
pernah menderita sebelumnya.
Mereka bebas berkeliaran kemana pun
mereka mau. Makan & minum apapun yg mereka jumpai. Tak terkecuali dari
dalam tempat sampah / comberan. Berpenampilan "alakadarnya" tanpa
merasa risih atau gengsi karena model penampilannya "ngga gue
bangetz". Lihat,bagaimana pakaian mereka? Compang-camping, kotor, lusuh
dan baunya.. beuh... minta ampun deh. Bahkan tak sedikit mereka tetap 'pede'
berjalan-jalan diatas catwalk jalanan hanya dgn pakaian kebesaran mereka yg
aseli, alias kulit.. Yup... alias "Bulet". Tak jarang ula kita
dapati, hanya bermodalkan 'ceker', mereka sanggup menempuh puluhan kilometer
dari tempat kita jumpai sebelumnya. Buset, kuat bangetz.
Sekali lagi "Idiologi"
(menurut saya) "KEBEBASAN" mereka terbukti tak dapat dibendung hanya
dengan jarak, kondisi fisik, perasaan dsb. Bahkan mereka membuktikan, betapa
teori-teori yg selama ini mengekang kita, seperti kita akan mati kalo ngga
kerja, kita akan mati kalo kita berjalan puluhan kilometer kalo hanya dengan
jalan kaki dsb dsb terbantahkan. Salutlah sama "nugarelo" dalam hal
ini mah.
Saya kemudian, coba lebih ber'empati
kpd mereka dgn coba-coba (nyambil) menyelami --halah...- "dunia
mereka". (Terserah teman-teman mau bilang apa). Saya dapati, ternyata
mereka tidak menganggap dirinya gila. Malah mereka sering menertawakan kita.
Dan bilang "ye ada orang gila... ada orang gila...". Hahaaa... narsis
memang. Tapi itulah faktanya. Ya, saya dibilangin orang gila sama yg gila mah
ngga apa-apa atuh. Terima aja. Kenapa coba? Hmmmh... Karena definisi
"Gila" kita dgn mereka ternyata sama, hanya efeknya saja yg berbeda.
(Wah beuki berat yeuh pemikiran teh...). Bener gituh? Coba kalo saya tanya,
menurut teman-teman, ari "GILA" & "Orang Gila" teh apa?
Bingung kan..!? Kalo' saya definisikan seperti ini: "Gila adalah kondisi
dimana jiwa (mental) kita sangat terobsessi oleh satu hal --keinginan,
ketakutan, kecintaan, dsb yg saat itu kita (org itu) sangat terikat dengannya,
namun hingga batas waktunya, hal tersebut tidak tercapai. Sementara "Orang
Gila" adalah orang yg seperti itu. Dan karenanya dia kemudian melakukan
hal-hal yg menurut orang "waras" tidak normal, nyeleneh, bersebtangan
dsb. Gimana..: masih bingung!? Baik saya coba sederhanakan. Sebagai "orang
waras" (kata orang waras), tentu kita (masyarakat waras) punya
batasan-batasan norma, hukum, adat dsb yg sudah fixed & telah dilestarikan
sejak zaman nenek monyong, eh.. maaf, nenek moyang kan!? Nah..., bila ada orang
yg asalnya bagian dari kita kemudian secara sengaja (sadar) melanggarnya tanpa
rasa bersalah atau malu, bahkan selanjutnya dia merasa nyaman dengan
"pelanggarannya itu", apa yg akan kita katakan? Benar kan...
"GILA bener orang..".
Naah..., ternyata kita sebagai orang
waras, jangan merasa cukup atau nyaman degan kewarasan kita saat ini, bila
dihadapan "orang-orang Gila", kita masih dikatain tidak waras. Bisa
jadi kita pun kita masih pantas menyandang predikat GILA. Eit.., jangan marah
dulu. Coba lihat... apa bedanya kita kalau cara hidup kita masih sama dengan
mereka? Apa bedanya kita dengan mereka kalau penampilan, cara berpakaian,
tingkah laku dan "Idiologi KEBEBASAN" yg "orang waras"
pegang/lakukan hingga kini sama dengan mereka??? Hmmmmh... lagi ngelus dada yah
sekarang..!?
Berapa banyak diantara "orang
waras" yg berlaku layaknya "mereka"? Mereka telanjang,
"orang waras" juga. Mereka malah tertawa ketika melakukan
"pelanggaran", begitu pun "orang waras". Mereka makan apa
saja --termasuk yg jijik-, "orang waras" juga. Mereka bebas dari
segala aturan yg seharusnya mengikat mereka, "orang waras" juga.
Jadi....!?
Sebaik-baik
orang --yg disebut- "Gila" oleh "masyarakat waras" (tapi
Jahiliyah) adalah Nabi Muhammad SAW dan para Sahabatnya. Kenapa...???
Yu, kita renungkan kenapa!